Bisnis Impian: Di Antara Passion dan Bermanfaat Bagi Orang Banyak
Kebanyakan orang sekarang berada dalam kondisi walking dead atau mayat hidup. Mereka menjalani kehidupan dan rutinitas sehari-hari tanpa menyertakan hati dan jiwanya. Terutama bagi para pekerja kantoran. Seperti dinina-bobokan oleh zona nyaman, mereka menjadizombie karena tidak mengikuti kata hati maupun passion-nya. Padahal, bisa saja mereka memperjuangkan apa yang mereka suka dengan mengerjakan dan menjadi pelaku bisnis sesuai dengan bidang, minat, dan impiannya.
Bisnis impian ialah bisnis yang bergerak sesuai dengan sesuatu yang kita sukai. Passion atau semangat dalam berbisnis di hal yang kita cinta, akan membuat usaha yang digeluti tersebut dapat berkembang dengan cepat dan melesat bagaikan kilat. Hal ini dikarenakan kita tidak seperti sedang bekerja jika bergelut dengan hal yang kita suka, namun lebih kepada menikmati hidup dan berusaha untuk mengaktualisasikan diri pribadi semaksimal mungkin. Berselubung dalam usaha yang dicinta juga dapat berdampak pada majunya kemampuan dan keahlian yang kita miliki. Bagaimana tidak, jika dihadapkan dengan suatu hal yang berulang-ulang dan secara terus-menerus, maka kita akan terfokus dan menjadi paham seluk-beluk usaha tersebut sampai ke akarnya. Dalam hal ini, karena saya menyukai dunia kepenulisan, bisnis impian saya adalah menerbitkan sebuah majalah regional di lingkungan kota tempat tinggal, Tangerang Selatan.
Idealnya, sebuah usaha seharusnya tidak hanya mencari keuntungan dan uang semata. Ia juga harus bermanfaat dan berdampak positif kepada masyarakat di sekitar. Dengan membuat sebuah majalah yang berisi informasi-informasi yang berguna, saya rasa bisnis impian saya ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. Terlebih lagi, rencana bisnis impian saya ini rencananya bisa diperoleh secara gratis dan cuma-cuma. Biaya-biaya untuk pengoperasiannya akan didapatkan dari iklan-iklan advertorial yang tecetak pada lembaran-lembaran halaman yang berada di dalam majalah tersebut, jadi bukan dari penjualan majalah itu sendiri.
Rencananya, nama majalah tersebut adalah “TangSel Magz”, atau Tangerang Selatan Magazine. Segmen pasarnya adalah anak muda yang bergairah dan penuh semangat. Rentang usianya mungkin sekitar 18-25 tahun. Rubriknya berupa liputan dan artikel khas anak muda sepeti: Profile tokoh yang menginspirasi, info traveling di Indonesia, kuliner atau jajanan unik dan khas, tips dan trik practical, humor dan humaniora, ulasan gadget dan teknologi terkini, kutipan inspirasi, dan liputan events serta informasi menarik lainnya. TangSel Magz ini akan dioplah sebanyak 2.500 dan diterbitkan setiap satu bulan sekali. Pendistribusiannya akan disebar ke beberapa penjuru, tempat bercokolnya para muda-mudi di daerah Tangerang Selatan.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, untuk biaya-biaya ongkos operasional seperti beban liputan, percetakan, dan biaya distribusi akan diperoleh dari iklan-iklan dan sponsor yang memasang produknya pada helai halaman di TangSel Magz. Strategi marketing yang akan diterapkan adalah dengan mendatangi langsung para pelaku usaha yang memiliki target pasar anak muda kemudian mengikatnya melalui kontrak periklanan selama kurun waktu tertentu. Selain bisa menambah relasi dan mempererat hubungan kerjasama, kontrak iklan dalam waktu tertentu ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan dan keberlangsungan usaha agar tetap berproduksi dan target cetak tiap bulan tercapai.
Melalui bisnis majalah regional yang free ini, saya bisa menyalurkan passion saya dalam bidang tulis-menulis sekaligus dapat berguna bagi orang banyak. Jadi, saya tidak perlu menjadi walking dead atau zombie yang menjalani hidup dengan rutinitas membosankan. Saya bisa mengaktualisasi diri melalui tulisan dan mudah-mudahan dapat menyebar informasi bermanfaat kepada masyarakat banyak. Amin.
Bisnis impian